Jumat, 06 Desember 2013

Membuat Phone Ringer



Membuat Phone  

Ringerhttp://blogdharmawan.blogspot.com/2013/02/cara-membuat-phone-ringer.html

 

Berikut ini Gambar skema Membuat Phone Ringer beserta komponen dan cara pembuatannya

Rangkaian Phone Ringer. Para hobbyist elektronika dimana saja berada, tentu Anda sudah tahu kan bagaimana bunyi deringan telepon. Bunyi deringan telepon itu khas banget sehingga kita gampang mengingatnya. Entah siapa yang pertama kali dulu menciptakan bunyi deringan telepon seperti itu. Nah, karena suatu hal bisa saja pesawat telepon Anda tidak lagi mengeluarkan bunyi deringan khasnya. Anda jangan cepat-cepat membeli pesawat telepon baru, kenapa Anda tidak untuk mencoba memperbaiki atau menggantinya dengan bunyi deringan yang serupa.
Sobat Rangkaian Elektronika, kali ini kami akan mengetengahkan ke hadapan Anda sebuah rangkaian aplikatif, Rangkaian Phone Ringer. Rangkaian ini memang untuk dipasang di telepon rumah, tapi tidak menuntup kemungkinan bisa pula digunakan untuk bel atau mainan anak-anak. Silakan lihat dan pelajari skemanya di bawah ini.

Bila Anda tertarik membuat rangkaian ini, berikut ini daftar komponen yang harus dipersiapkan :
R1 = 10K
R2 = 10K
R3 = 10K
R4 = 100K
C1 = 3.3nF
IC1 = CD4060B
T1 = BC557
T2 = BC557
T3 = BC557
VR1 = 100K
VR2 = 5K
PZ1 = Piezo Buzzer
BAT = 4.5 Volt – 12 Volt DC
IC CD4060B menghasilkan tiga jenis pulsa. Preset VR1 adalah fine-tune untuk mendapatkan pulsa 0.3125Hz di pin 3 dari IC1. Pada saat yang sama, pulsa diperoleh dari pin 1 akan menjadi sebesar 1,25 Hz dan 20 Hz pada pin 14. Pin output ketiga dari IC1 tersambung ke terminal basis transistor T1, T2, dan T3 melalui resistor R1, R2, dan R3. Bekerja dengan bel built-in osilator tipe piezo menghasilkan sekitar 1kHz nada. Dalam sirkuit khusus, piezo buzzer diaktifkan ‘on’ dan ‘off’ pada 20 Hz untuk suara nada dering oleh transistor T3. Pulsa 20Hz dapat diperoleh pada kolektor transistor T3 untuk durasi 0,4 detik. Hanya setelah interval waktu 0,4 detik, pulsa 20Hz menjadi lagi yang diperoleh selama durasi 0,4 detik. Ini diikuti dengan dua detik tidak ada jeda suara. Setelah itu pola pulsa berulang dengan sendirinya. Semoga Rangkaian Phone Ringer ini bermanfaat bagi Anda.

Menguji Tahanan / Resistor

 http://perambahaninformasi.blogspot.com/2012/08/menguji-tahanan-resistor.html

Menguji Tahanan / Resistor


Resistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari arang yang bersifat sebagai tahanan / penghambat. Satuan Resistor adalah Ohm (Ω). Ukuran lainnya adalah Watt.
1 Mega Ohm (MΩ) = 1.000 Kilo Ohm (KΩ)

1 Kilo Ohm (KΩ) = 1.000 Ohm (Ω)

Resistor memiliki gelang warna yang merupakan kode ukuran dari resistor tersebut. Resistor terbagi menjadi :

a. Fixed resistor ( resistor biasa ) adalah resistor yang ukurannya tetap.

b. Variable resistor adalah resistor yang ukurannya dapat dirubah.

Variable resistor ada 5 jenis yaitu :
• Potensiometer • Trimmer Potensio (Trimpot) • NTC (Negative Temperatur Coefficient) : semakin panas hambatannya semakin kecil • PTC (Positive Temperatur Coefficient) : semakin panas hambatannya semakin besar • LDR (Light Dependence Resistor) : bila terkena cahaya maka hambatan akan mengecil
Fungsi resistor dalam rangkaian elektronika :
• Sebagai beban rangkaian • Untuk membagi tegangan atau arus

Simbol Resistor dalam rangkaian :

Berikut daftar kode warna resistor :

Misal :
Resistor dengan gelang warna :
I. Coklat : 1
II. Hitam : 0
III. Merah : 00
IV. Perak : 10%
Jadi nilai resistor tersebut adalah 1000 Ohm atau 1 K Ohm dengan toleransi 10% artinya nilai aslinya bisa berkisar antara 900 Ohm – 1100 Ohm. Angka 900 didapat dari 1000 – (1000 x 10%) dan 1100 Ohm dari 1000 + (1000 x 10%).
GABUNGAN RESISTOR

Resistor Hubung Seri

Resistor yang dihubungkan seri nilai hambatannya adalah Rt = R1 + R2 + R …
Misal : 1K Ohm + 1K Ohm = 2K Ohm

Resistor Hubung Paralel
Resistor yang dihubungkan paralel hasilnya adalah 1/Rt = 1/R1 + 1/R2 + 1/R …..
Misal : 1K Ohm diparalel dengan 1K Ohm hasilnya adalah 0,5 K Ohm.

Mengukur Resistor Dengan Multi Tester
1. Pastikan anda sudah melakukan zerro Ohm adj.
2. Putar batas ukur pada Ohmmeter (pastikan batas ukur lebih tinggi atau hampir sama dengan perkiraan resistor yang diukur).
3. Hubungkan probe ke masing-masing kaki resistor (bolak balik sama saja)
4. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.

Kesimpulan Hasil Pengukuran
1. Jarum menunjuk angka sesuai dengan ukuran aslinya : resistor baik
2. Jarum menunjuk angka lebih besar / kecil dari ukuran aslinya : resistor rusak
3. Jarum tidak bergerak sama sekali : resistor putus
4. Jarum menunjuk angka nol : resistor short

Daftar Pustaka :
http://ekohasan.wordpress.com/2010/03/17/mengenal-mengukur-komponen-elektronika-resistor/

Menguji Kapasitor

http://perambahaninformasi.blogspot.com/2012/08/menguji-kapasitor.html


Menguji Kapasitor


Nama lainnya adalah kondensator. Adalah komponen yang terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan dengan isolator. Isolator ini menunjukkan nama dari kapasitor tersebut. Ukuran kapasitor adalah Farad.
1 Farad (F) = 1.000.000 mikro Farad (F)
1 mikro Farad (F) = 1.000 nano Farad (nF)
1 nano Farad (nF) = 1.000 piko Farad (pF)

Sifat kapasitor adalah dapat menerima arus listrik dan menyimpannya dalam waktu yang relatif.
Adapun jenis – jenis kapasitor berdasarkan isolatornya adalah sebagai berikut :
a. Kondensator Elektrolit / ELCO (kondensator yang memiliki polaritas, kaki + dan kaki -)
b. Kondensator Keramik
c. Kondensator Mylar
d. Kondensator Mika
e. Kondensator Kertas
Penggunaan kapasitor dalam rangkaian :
• Sebagai perata arus
• Sebagai penyimpan arus listrik

Simbol Kondensator dalam Rangkaian adalah “C” dan simbol gambarnya adalah :

Cara Membaca Elco
Misalnya dibadan ELCO tertera tulisan 10uF/16v berarti ELCO tersebut memiliki ukuran 10 mikro farad dan tegangan kerjanya maksimal 16v. Jika tegangan yang diberikan lebih besar dari tegangan kerja maka ELCO akan rusak. Sisi ELCO yang terdapat tanda panah menunjukkan kaki disisi tersebut adalah kaki negatif.
Cara Membaca Kapasitor Keramik / Mika / Mylar
Misalnya di badan kapasitor tersebut tertera tulisan 103 artinya :
• Angka I : melambangkan angka
• Angka II : melambangkan angka
• Angka III : melambangkan jumlah nol & ukurannya dalam piko Farad.
Jadi nilai kapasitor tersebut adalah 10.000 pF = 10 nF = 0,01uF.
Mengukur Elco Dengan Multitester
Sebenarnya cara yg saya sampaikan ini kurang pas untuk cek elco, dan cara yg tepat mengukur elco adalah dengan CAPACITANCE METER, dan dia akan menunjukkan kapasitas yg sebenarnya yg dimiliki elco itu. Tapi cara ini juga lumayan cukup membantu, berikut caranya :
1. Putar batas ukur pada Ohmmeter X1 / X10 untuk elco yang ukurannya besar dan X100 / X1K untuk elco yang ukurannya kecil.
2. Hubungkan probe ke masing-masing kaki ELCO (bolak balik sama saja)
3. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
Kesimpulan Hasil Pengukuran
• Jarum menunjuk angka & kembali ke tempat semula : elco baik
• Jarum menunjuk angka & tidak kembali ke tempat semula : elco bocor
• Jarum tidak bergerak sama sekali : elco putus
• Jarum menunjuk angka nol : elco short
Mengukur Kapasitor Non Polar Dengan Multitester
Sebenarnya cara ini juga kurang pas untuk cek kapasitor, dan cara yg tepat mengukur elco adalah dengan CAPACITANCE METER, dan dia akan menunjukkan kapasitas yg sebenarnya yg dimiliki elco itu. Tapi cara ini juga lumayan cukup membantu, berikut caranya :
1. Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K / X10K
2. Hubungkan probe ke masing-masing kaki kapasitor (bolak balik sama saja)
3. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
Kesimpulan Hasil Pengukuran
• Jarum menunjuk angka kemudian & ke tempat semula : kapasitor baik
• Jarum menunjuk angka tdk kembali ke tempat semula : kapasitor bocor
• Jarum tidak bergerak : kapasitor putus
• Jarum menunjuk angka nol : kapasitor short

Daftar Pustaka :
http://ekohasan.wordpress.com/2010/03/18/mengenal-mengukur-komponen-elektronika-kapasitor/

http://perambahaninformasi.blogspot.com/2012/08/menguji-dioda.html

Menguji Dioda


Dioda adalah komponen elektronik yang terbuat dari unsur semikonduktor. Bahan ini adalah silikon atau germanium. Dioda silikon bekerja pada tegangan 0.6 VDC dan dioda germanium bekerja pada tegangan 0,2 VDC.


Contoh dioda : IN 4148, IN4002, IN 4003, dll.


Simbol Dioda adalah D, simbol gambarnya :

Sifat dioda :
• Jika diberi arah maju (tegangan positif => anoda dan tegangan negatif => katoda) akan menghantarkan arus dan sebaliknya,

• Jika diberi arah mundur (tegangan positif => katoda dan tegangan negatif => anoda) tidak akan menghantarkan arus.

Fungsi Dioda :
• Sebagai penyearah
• Sebagai pengaman rangkaian dari kemungkinan terbaliknya polaritas
Mengukur Dioda Dengan Multitester
Putar batas ukur pada Ohmmeter X10 / X100

1. probe merah => katoda, probe hitam => anoda => Jarum bergerak bukan nol.
kemudian posisi dibalik :
probe merah => anoda, probe hitam => katoda, Jarum tdk bergerak
berarti dioda dalam kondisi BAIK.
2. probe merah => katoda, probe hitam => anoda => Jarum bergerak atau menunjuk nol.
kemudian posisi dibalik :
probe merah => anoda, probe hitam => katoda => Jarum bergerak atau menunjuk nol
berarti dioda dalam kondisi RUSAK / SHORT.
4. DIODA ZENER
Terbuat dari bahan silikon. Biasanya digunakan pada rangkaian power supply dimana fungsinya adalah sebagai penstabil arus. Meskipun arus AC yang dirubah ke DC berubah-ubah, tidak akan berpengaruh jika terdapat dioda zener ini.
Adapun sifatnya adalah sebagai berikut :
• Tegangan yang dicapai maksimal rata-rata 0,7 s/d 12 volt
• Hanya tahan terhadap arus kecil, maksimal 1 s/d 50 mA
• Hampir tidak ada tegangan yang hilang jika sudah melewati dioda zener.
Contoh dioda zener : zener 6 volt, zener 12 volt, dll

Pengukuran baik tidaknya dioda zener sama dengan pengukuran dioda biasa.
Aplikasi dalam rangkaian :

Bersambung ke bab TRANSISTOR dan cara ukurnya ……

Daftar Pustaka :
http://ekohasan.wordpress.com/2010/03/20/mengenal-mengukur-komponen-elektronika-dioda/

Menguji Transistor

 http://perambahaninformasi.blogspot.com/2012/08/menguji-transistor_16.html

Menguji Transistor


Transistor adalah termasuk komponen utama dalam elektronika. Transistor terbuat dari 2 dioda germanium yang disatukan. Tegangan kerja transistor sama dengan dioda yaitu 0,6 volt.

Transistor memiliki 3 kaki yaitu :

• EMITOR (E)
• BASIS (B)
• COLECTOR (C)

Jenis transistor ada 2 yaitu :
1. Transistor PNP (anoda katoda anoda / kaki katoda yang disatukan)
2. Transistor NPN (katoda anoda katoda / kaki anoda yang disatukan)
Contoh transistor : C 828, FCS 9014, FCS 9013, TIP 32, TIP 31, C5149, C5129, C5804, BU2520DF, BU2507DX, dll

Simbol di rangkaian : “Q”, simbol gambarnya dibawah ini :
Menentukan Kaki Transistor
Menentukan Kaki Basis
Putar batas ukur pada Ohmmeter X10 atau X100.
Misalkan kaki transistor kita namakan A, B, dan C.
Bila probe merah / hitam => kaki A dan probe lainnya => 2 kaki lainnya secara bergantian jarum bergerak semua dan jika dibalik posisi hubungnya tidak bergerak semua maka itulah kaki BASIS.
Menentukan Kaki Colector NPN
Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K atau X10K.
Bila probe merah => kaki B dan probe hitam => kaki C. Kemudian kaki A (basis) dan kaki B dipegang dengan tangan tapi antar kaki jangan sampai terhubung. Bila jarum bergerak sedikit berarti kaki B itulah kaki COLECTOR.
Jika kaki basis dan colector sudah diketahui berarti kaki satunya adalah emitor.
Mengukur Transistor Dengan Multitester
Batas ukur pada Ohmmeter X10 / X100
• TRANSISTOR PNP


• TRANSISTOR NPN


• TRANSISTOR NPN DENGAN DUMPER


Testing a MosFet

http://www.utm.edu/staff/leeb/mostest.htm
Testing a MosFet



This testing procedure is for use with a digital multimeter in the diode test-range with a minimum of 3.3 volt over d.u.t. (diode-under-test)

testing a mosfet Connect the 'Source' of the MosFet to the meter's negative (-) lead.

1) Hold the MosFet by the case or the tab but don't touch the metal parts of the test probes with any of the other MosFet's terminals until needed.

2) First, touch the meter positive lead onto the MosFet's 'Gate'.

3) Now move the positive probe to the 'Drain'. You should get a 'low' reading. The MosFet's internal capacitance on the gate has now been charged up by the meter and the device is 'turned-on'.

4) With the meter positive still connected to the drain, touch a finger between source and gate (and drain if you like, it does not matter at this stage). The gate will be discharged through your finger and the meter reading should go high, indicating a non-conductive device.

Such a simple test is not 100% -- but is useful and usually adequate.

When MOSFETS fail they often go short-circuit drain-to-gate. This can put the drain voltage back onto the gate where of course it feeds (via the gate resistors) into the drive circuitry, possibly blowing that section. It will also get to any other paralleled MosFet gates, blowing them also.
So, if the MosFets are deceased, check the drivers as well! This fact is probably the best reason for adding a source-gate zener diode; zeners fail short circuit and a properly connected zener can limit the damage in a failure! You can also add subminiature gate resistors -- which tend to fail open-circuit (like a fuse) under this overload, disconnecting the dud MosFet's gate.

===================================================================

Menguji Mosfet







FET bentuk fisiknya seperti transistor. Fungsinya adalah untuk menaikkan tegangan atau menurunkan tegangan.

FET memiliki tiga kaki juga yaitu :

• GATE (G) adalah kaki input
• DRAIN (D) adalah kaki output
• SOURCE (S) adalah kaki sumber

Fungsinya biasanya digunakan pada rangkaian power supply jenis switching untuk menghasilkan tegangan tinggi untuk menggerakkan trafo.
Kakinya biasanya sudah pasti yaitu bila kita hadapkan FET ke arah kita maka urutan kakinya dari kiri ke kanan adalah GATE, DRAIN, SOURCE.
• Contoh FET penaik tegangan : K 793, K 1117, K 1214, IRF 630, IRF 730, IRF 620, dll.
• Contoh FET penurun tegangan : IRF 9610, IRF 9630, dll (biasanya 4 angka u/ IRF)
• FET PENAIK TEGANGAN
Cara mengukur :

Batas ukur Ohmmeter X10 / X1K
• FET PENURUN TEGANGAN
Cara mengukur :
Batas ukur Ohmmeter X10 / X1K

Daftar Pustaka :